Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid mengusulkan agar semua rekening dana investasi (RDI) dan Subsidiari Loan Agreement (SLA) di semua Badan Usaha Milik Negara BUMN (BUMN) dikonversikan menjadi penyertaan modal negara (PMN). Usulan itu bisa menjadi legacy bersama antara pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN dan DPR yang bisa mengurangi beban BUMN pada masa lampau. "Kami mengusulkan agar semua RDI dan SLA di semua BUMN dikonversi saja menjadi PMN. Sehingga semua bukunya BUMN ke depan menjadi sehat dan kredibel," kata Nusron Wahid dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Kamis (8/7/2021).
Politikus Partai Golkar ini mengungkapkan, salah satu yang membuat BUMN tidak sehat adalah hutang yang sudah tidak bisa lagi ditelusuri penggunaannya akibat krisis tahun 1998 2000. Salah satunya adalah RDI dan SLA yang jumlahnya puluhan triliun. "Akibat utang ini membuat BUMN bukunya merah dan kondisi tidak sehat, karena debt equity ratio (DER) nya tinggi," ujar mantan Ketua Umum GP Ansor ini.
Nusron mencontohkan beberapa BUMN yang mengalami kondisi seperti itu, diantaranya di Industri Pertahanan dan Strategis, RNI dan Indistri pangan lainnya, PTPN dan BUMN Perhutanan. "Semua BUMN ini sekarang tidak sehat karena hutang masa lalu. Padahal kalau hanya mengacu pada bisnis yang existing hari ini sudah bisa untung. Tapi karena beban hutang masa lalu, jadi berat dan rugi," ungkap tokoh muda NU ini. Karena itulah, Nusron mengusulkan agar semua hutang RDI dan SLA di semua BUMN dikonversi ke modal semua saja.
"Kalau pajak saja sama konglomerat ada tax amnesty, masak untuk BUMN tidak ada terobosan yang baik dalam bentuk konversi hutang menjadi modal di BUMN," pungkasnya.